Kaliandra Putih

Zapoteca portoricensis (Jacq.) H.M.Hern.

Fabaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Acacia portoricensis (Jacq.) Willd.

Anneslia portoricensis (Jacq.) Britton

Calliandra portoricensis (Jacq.) Benth.

Habitus

Semak. Perdu tahunan, tinggi 3-8 m

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Akar

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Pinggiran Sungai
  • Hutan
  • Pegunungan

Penyebaran Tanaman

Tanaman kaliandra putih berasal dari Amerika Tengah, dan paling tepatnya di Meksiko, Panama, dan Hindia Barat. Daun kaliandra putih biasanya dimanfaatkan oleh manusia sebagai pakan ternak. Selain itu bunganya sebagai sumber nektar lebah. Kaliandra putih ini juga ternyata memiliki manfaat dalam pengobatan tradisional.

Nama Lokal

Informasi tidak ditemukan. Butuh penelusuran lebuh lanjut.

Agroekologi

Kaliandra putih tumbuh di berbagai tipe tanah dari tanah vulkanik dalam, sampai alluvial sampai tanah lempung pasiran yang tererosi. Tanaman ini tumbuh di daerah dengan suhu minimum tahunan 18-22 °C dan tidak tahan terhadap pembekuan. Kaliandra hidup pada berbagai tipe tanah dan tampaknya tahan terhadap tanah yang agak masam dengan pH sekitar 4,5, namun tidak tahan terhadap tanah yang drainasenya buruk dan yang tergenang secara teratur.

Morfologi

  • Batang berkayu, tegak atau menanjak, cabang melengkung, menyebar atau bungkuk, kokoh, ranting tua gundul atau sedikit berbulu, ranting muda jarang sampai berbulu lebat.
  • Daun majemuk, pinnae 2-6 pasang, helaian daun 10-30 pasang, linier atau linier-lonjong, lurus atau sedikit melengkung, panjang 8-16 mm, lebar 2,5mm atau kurang, sedikit berurat, tumpul, tipis.
  • Bunga tangkai ramping berkelompok atau soliter, panjang 3-10 cm, panjang kelopak 2 mm, panjang mahkota 3-4 mm, benang sari putih, panjang 1,5-2 cm.
  • Buah polong-polongan panjang 4-10 cm, lebar 6-9mm, tidak berbulu saat dewasa, tumpul, menyempit ke arah pangkal, berisi 3-10 biji.
  • Biji dengan garis elips atau depresi, pleurogram, berbentuk bulat telur sampai membulat, permukaan biji halus, cokelat, atau hitam.

Budidaya

Perbanyakan secara generatif menggunakan biji. Biji tersebar di alam dengan bantuan binatang maupun manusia saat pengambilan daun sebagai pakan ternak. Untuk budidaya biji dapat ditanam langsung di alam atau disemai terlebih dahulu. Biji atau semai sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.

Kandungan Bahan Kimia

Alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kardiak glikosida, dan anthraquinon.

Khasiat

Berpotensi dan memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antifungal.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Sumber Referensi

  1. Royal Botanic Gardens. 2021. Zapoteca portoricensis (Jacq.) H.M.Hern.. https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:943976-1. 20-03-2022.
  2. K.N. Agbafor, E.I. Akubugwo, M.E.Ogbashi, P.M. Ajah and C.C. Ukwandu. 2011. Chemical and Antimicrobial Properties of Leaf Extracts of Zapoteca portoricensis. Research Journal of Medicinal Plants, ISSN 1819-3455/ DOI: 10.3923/rjmp.2011
  3. National Museum of Natural History. White Shuttlecock Zapoteca portoricensis (Jacq.) H. M. Hern.. https://eol.org/pages/642480.
  4. I.T. Gbadamosi and A. Egunyomi. 2014. Ethnobotanical Survey of Plants Used for the Treatment and Management of Sexually Transmitted Infections in Ibadan, Nigeria. Ethnobotany Research & Applications 12:659-669 (2014).