Gamal

Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth

Fabaceae

Lokasi di taman kami

Gulma

Sinonim

Gliricidia lambii Fernald

Lonchocarpus roseus (Mill.) DC

Robinia sepium Jacq.

Habitus

Pohon. Perdu atau pohon kecil, tahunan, tinggi berkisar antara 2-15 m

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Kulit Batang
  • Akar

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh

Habitat

  • Pinggiran Sungai
  • Pesisir
  • Pinggir Jalan
  • Daerah Semak
  • Padang Rumput
  • Daratan

Penyebaran Tanaman

Gamal berasal dari Amerika Tengah, dan telah lama dibudidayakan serta dinaturalisasi di Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian utara. Tanaman ini juga diperkenalkan ke Karibia dan Afrika Barat hingga ke negara-negara Asia termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan India. Persebarannya di Indonesia meliputi hampir seluruh Nusantara, seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Ambon, Maluku, Ternate, Tidore, dan Irian Jaya. Gamal merupakan pohon multiguna yang banyak dibudidayakan untuk berbagai fungsi. Di masa lalu tanaman ini sering digunakan sebagai pohon peneduh tanaman perkebunan, tetapi sekarang gamal juga digunakan sebagai tanaman pagar, tanaman hias, pupuk hijau, pakan ternak, tanaman pencegah erosi, reklamasi lahan gundul dan menstabilkan tanah, serta sayuran (bagian bunganya). Kayunya banyak digunakan sebagai bahan dalam produksi arang, furnitur, peralatan pertanian. Selain itu, tanaman ini memiliki manfaat penting lainnya yaitu sebagai bahan pengobatan tradisional, di mana masyarakat Guatemala telah menggunakan kulit kayu dan daunnya untuk mengobati penyakit kulit. Gamal juga dapat digunakan dalam industri kosmetik sebagai kondisioner rambut dan penghalus kulit.

Nama Lokal

Sliridia, Liriksidia, Sirida (Jawa), Cebreng (Sunda).

Agroekologi

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah lembap hingga daerah yang beriklim kering dan banyak ditemui di tepi jalan, tepi sungai, dataran banjir, ladang, kebun, pekarangan sebagai tanaman pagar dan tempat-tempat terbuka, pada ketinggian tempat 1-2.000 m dpl. Jenis ini dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah di daerah dengan suhu siang hari tahunan berada dalam kisaran 15-30 °C, tetapi dapat mentolerir 12-44 °C, curah hujan tahunan rata-rata dalam kisaran 1.200 - 2.300 mm, tetapi mentolerir 600-3.500 mm, derajat keasaman tanah (pH) dalam kisaran 5,5-6,2, namun toleran pada 4,5-8.

Morfologi

  • Akar tunggang, berserabut banyak, putih kecokelatan.
  • Batang tegak, bulat, berkerak, berkayu, berwarna cokelat keabu-abuan, mudah retak, permukaan kulit agak kasar, retak-retak kecil, berlentisel jarang.
  • Daun majemuk, imparipinnate (menyirip ganjil), letak daun tersusun berseling, terdiri dari sekitar 13 - 21 helai anak daun, helaian daun berbentuk elips hingga jorong, bagian pangkal tumpul hingga membulat, bagian ujung meruncing, bagian tepi rata, berwarna hijau tua di permukaan atas, dan hijau muda di permukaan bawah, gundul (tidak memiliki bulu). Memiliki tangkai 8-12 cm, silindris, gundul, menebal di bagian pangkal, hijau muda.
  • Bunga berwarna merah muda dan cenderung memudar menjadi ungu pucat saat menua serta terdapat warna kuning pucat di bagian tengah. Perbungaan majemuk, berbentuk karang, berkelamin 2, keluar dari ketiak daun. Benang sari kuning, putik putih.
  • Buah bertipe polong, pipih, panjang 10-11,5 cm, berisi 3-19 biji, berwarna hijau.
  • Biji berbentuk ellipsoid, kecil, mengkilat, berwarna cokelat hingga hitam.

Budidaya

  • Perbanyakan secara vegetatif (stek batang/cabang) maupun generatif (biji).
  • Perbanyakan menggunakan stek dilakukan dengan memilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda, dari pohon induk yang tidak terkena penyakit, dengan diameter 1,5-2 cm, panjang 15-30 cm, kemudian dipotong miring dan segera ditanam pada media tanam.

Kandungan Bahan Kimia

Formosin, formononetin, gliricidin-6a-gliricidol-9a, medicarpin (pterocarpan), 7,4'-dihydroxy-3'-methoxyisoflavin, 2'O- metilsepiol, tanin, trihidroksiflavon, stigmastanol glucoside, 3'4-dihydroxy-trans-cinnamic acid octacosylester 2, methyl‐3(E)‐pentenyl ether, 3‐methyl‐2‐butanol, 3‐methoxy hexane, 1‐(1‐ethoxyethoxy)‐2‐hexene, 2‐ decanol, kumarin, asam heksadekanoat, minyak atsiri (pentadecanal, (Z)-phytol, methyl linolenate, nonanal, myrtenol, nerolidol).

Khasiat

Obat penyubur rambut, penghalus kulit, mengatasi eksim, kudis, gatal, biang keringat, bisul, mengobati luka dan luka bakar, memar, masuk angin, batuk, pilek, kelelahan, demam, keseleo, patah tulang, sakit kepala, rematik, tumor kulit, urtikaria (penyakit kulit seperti biduran), olesan pada kulit untuk mengusir serangga, melawan infeksi bakteri dan protozoa.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Rematik

  • Ambil daun secukupnya lalu cuci hingga bersih.
  • Haluskan daun hingga menjadi pasta.
  • Oleskan sebagai tapal untuk nyeri rematik.

2. Gatal dan luka

  • Siapkan daun, kulit kayu dan akar gamal secukupnya.
  • Cuci hingga bersih semua bahan.
  • Giling semua bahan hingga halus.
  • Oleskan pada kulit yang gatal dan luka.

Sumber Referensi

  1. CAB International. 2021. Invasive Species Compendium: Gliricidia sepium (gliricidia). https://www.cabi.org/isc/datasheet/25380#toPictures. 12-09-2021.
  2. Flora Fauna Web. 2019. Gliricidia sepium. https://www.nparks.gov.sg/FloraFaunaWeb/Flora/2/9/2935. 12-09-2021.
  3. Useful Tropical Plants Database. 2021. Gliricidia sepium. https://tropical.theferns.info/viewtropical.php?id=Gliricidia+sepium. 12-09-2021.
  4. Stuartxchange. 2018. Philippine Medicinal Plants: Kakawate. http://www.stuartxchange.org/Kakawati.html. 12-09-2021.
  5. Royal Botanical Garden. 2021. Plants of the World Online: Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth. http://www.plantsoftheworldonline.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:496639-1. 12-09-2021.