Anting-anting

Acalypha indica L.

Euphorbiaceae

Lokasi di taman kami

Utama

Sinonim

Acalypha caroliniana Blanco

Acalypha decidua Forssk.

Acalypha fimbriata Baill.

Habitus

Herba. Herba tegak setahun, tinggi mencapai 30-50 cm 

Bagian Yang Digunakan

  • Daun
  • Akar
  • Batang

Syarat Tumbuh

  • Matahari Penuh
  • Butuh Keteduhan

Habitat

  • Pinggiran Sungai
  • Daerah Berbatu
  • Daerah Semak
  • Padang Rumput

Penyebaran Tanaman

Tanaman ini tersebar luas di wilayah tropis mulai dari Afrika Barat menuju India, Indo-China menuju Filipina dan Jawa. Anting-anting merupakan gulma yang umumnya tumbuh secara liar di pinggir jalan, lapangan rumput maupun di lereng bukit, namun secara turun-temurun, tanaman ini digunakan sebagai obat untuk gangguan pencernaan.

Nama Lokal

Kucing-kucingan, Kucing galak, Lateng (Cirebon), Akar kucing (Jawa), Rumput bolong-bolong (Jakarta), Rumput kokosongan (Sunda), Ceka mas (Melayu).

Agroekologi

Tumbuh ideal pada daerah tropis dataran rendah hingga ketinggian 1.350 m dpl, curah hujan 1.500-3.500 mm/th dengan bulan kering kurang dari 2 bulan. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ini adalah tanah andosol, latosol, dan podsolik merah kuning, dengan pH tanah 5,5-6,5. Suhu udara 22-28 °C.

Morfologi

  • Akar tunggang.
  • Batang bercabang, memiliki garis kasar memanjang.
  • Daun tunggal, bertangkai silindris (panjang 3-4 cm), bulat lonjong, letak daun berselang seling, ujung dan pangkal daun berbentuk lancip, bagian pinggir daun bergerigi. Panjang daun 2,5-8 cm serta lebarnya 1,5-3,5 cm.
  • Bunga berumah satu, muncul dari ketiak daun, kecil, dalam rangkaian berupa malai.

Budidaya

  • Perbanyakan secara generatif (biji).
  • Mudah pemeliharaan, membutuhkan air dengan penyiraman merata dengan menjaga kelembapan tanah serta pemupukan.

 

Kandungan Bahan Kimia

Flavonoid, alkaloid, steroid, saponin, aleuron, tanin, cyanogenic glucoside (acalyphin), dan pyranoquinolinone alkaloid (flindersin).

Khasiat

Peluruh air seni (diuretik), pencahar, penghenti perdarahan (hemostasis), expectorant, disentri, mimisan, obat asam urat, rematik, diabetes, meredakan pegal linu, memiliki aktivitas sebagai antiradang, antibiotik, antibakteri, dan antijamur.

Simplisia

  • Siapkan akar tanaman anting-anting segar, pisahkan dari kotoran yang melekat.
  • Cuci hingga bersih menggunakan air mengalir.
  • Keringkan di bawah sinar matahari atau dengan di oven pada suhu 40 °C sampai tercapai kadar air hingga 10%.
  • Setelah kering simpan dalam wadah tertutup.

Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan

Ramuan Tradisional

1. Disentri

  • Cuci bersih 30-60 g anting-anting kering lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, dinginkan.
  • Minum 2 kali sehari masing-masing ½ gelas.
  • Lakukan secara teratur 5-10 hari.

2. Pendarahan dan luka luar

  • Lumatkan seluruh bagian tanaman antinganting segar secukupnya.
  • Campurkan dengan gula pasir secukupnya.
  • Kemudian tempelkan hasil lumatan ke tempat yang luka.
     

Sumber Referensi

  1. Dineshkumar B, Vigneshkumar P, Bhuvaneshwaran P, Mitra A. 2010. Phyto-pharmacology of Acalypha indica: a review. I.J.B.S.A.H.M. 1(2):27-32.
  2. Firdaus I. 2014. Potensi ekstrak daun anting-anting (Acalypha Indica L.) sebagai antibakteri Streptococcus mutans dan degradator boifilm pada gigi. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
  3. Godipurge SS, Biradar JS, Mahurkar N. 2014. Phytochemical and pharmacological Evaluation of Acalypha indica Linn in experimental animal models. I.J.P.P.R. 6(4): 973-979.
  4. Handayani et al. 2018. Profil fitokimia dan pemeriksaan farmakognostik daun Anting-Anting (Acalypha indica L.). Jurnal Fitofarmaka Indonesia 5(1) : 258-265.
  5. Jagatheeswari D, Deepa J, Ali HSJ, Ranganathan P. 2013. Acalypha indica L - an important medicinal plant: a review of its traditional uses, and pharmacological properties. International Journal of Research in Botany 3(1): 19-22.
  6. Saha R, Ahmed A. 2011. Phytochemical constituents and pharmacological activities of Acalyphus indica Linn: a review. I.J.P.S.R. 2(8): 1900-1904.
  7. Siregar AH. 2002. Acalypha indica (L.) Willd. dalam Van Valkenburg, J.L.C.H, Bunyapraphatsara, N. (Editor): Plant Resource of South-East Asia 12(2). Medicinal and poisonous plants 2. Prosea Foundation. Bogor.Indonesia 34.
  8. Zahidin SY, Saidin S, Zulkifli RM, Muhamad II, Ya'akob H, Nur H. A review of Acalypha indica L. (Euphorbiaceae) as traditional medicinal plant and its therapeutic potential. Journal of Ethnopharmacology 207: 146–173.