Jakaranda
Jacaranda mimosifolia D.Don
Bignoniaceae
Lokasi di taman kami
Utama



Sinonim
Jacaranda chelonia Griseb.
Jacaranda ovalifolia R.Br.
Habitus
Pohon. Pohon tahunan, berukuran sedang hingga besar dengan tinggi 5-15 m, hingga 20-25 m di lokasi yang menguntungkan, meranggas, dengan tajuk yang menyebar dan menarik.
Bagian Yang Digunakan
Daun
Kulit Batang
Bunga
Akar
Syarat Tumbuh
Matahari Penuh
Tahan Kekeringan
Habitat
Pinggiran Sungai
Hutan
Pesisir
Pinggir Jalan
Padang Rumput
Daratan
Penyebaran Tanaman
Jakaranda merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan bagian tengah dan timur, termasuk Uruguay, beberapa bagian Argentina (Entre Rios, Jujuy, Salta, Tucuman), Paraguay (Alto Paraguay, Cordillera), hingga ke Bolivia, Brasil. Telah diperkenalkan sebagai tanaman hias di banyak daerah tropis, karena tanaman ini memiliki keindahan dari bunganya. Selain cantik, bunga Jacaranda juga banyak memiliki manfaat lain, diantaranya memberikan keteduhan dan tanaman penahan angin yang efektif, sumber bahan untuk membuat tiang serta barang-barang kecil seperti gagang perkakas dan ukiran, sumber nektar yang sangat baik untuk lebah madu Afrika di Ethiopia. Secara tradisional J. mimosifolia juga memiliki manfaat sebagai tanaman obat. Diyakini masyarakat mampu mengatasi berbagai keluhan penyakit. Dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN (2011), Jakaranda telah diklasifikasikan sebagai tanaman 'Rentan'.
Nama Lokal
Informasi tidak ditemukan. Butuh penelusuran lebih lanjut.
Agroekologi
J. mimosifolia merupakan tanaman dari daerah tropis dan subtropis, umumnya banyak ditemukan tumbuh di daerah yang lebih kering atau mesik, padang rumput, padang semak, hutan tepi sungai dan habitat tepi sungai lainnya, juga di hutan dan di tempat yang terlindung seperti di jurang yang berhutan. Tumbuh paling baik di daerah dataran tinggi hingga 2.400 m dengan curah hujan tahunan 900-1300 mm, tetapi juga akan mentolerir curah hujan hingga 2000 mm. Suhu siang hari tahunan berada dalam kisaran 20 - 34 °C, tetapi dapat mentolerir 10 - 38 °C. J. mimosifolia menyukai posisi yang cerah, namun tidak tahan terhadap embun beku. Tumbuh dengan baik di tanah lempung berpasir yang dikeringkan dengan baik, meskipun dapat bertahan hidup di tanah dangkal yang lebih miskin. Menyukai tanah dengan pH pada kisaran 6.5 - 7.5, mentolerir 6 - 8.5. J. mimosifolia tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau tanah liat. Namun, tanaman yang sudah mapan toleran terhadap kekeringan.
Morfologi
- Akar memiliki perakaran dalam.
- Batang memiliki kayu berwarna putih kekuningan, keras, cukup berat. Kulit kayunya tipis dan berwarna abu-abu kecokelatan, halus saat masih muda, menjadi bersisik halus seiring bertambahnya usia. Rantingnya berwarna cokelat kemerahan, ramping dan sedikit zig-zag.
- Daun besar, majemuk, menyirip, tersusun berseling, dengan beberapa pasang anak daun (13-31 pinna, masing-masing dengan 10-41 anak daun), gundul atau sedikit puber di sepanjang pelepah dan pinggirannya. Anak daun berbentuk lonjong ellipsoidal dengan venasi sejajar, ujung lancip, dan tepi daun rata.
- Bunga dideskripsikan bervariasi yaitu biru-ungu, ungu, biru lavender atau ungu muda. Berbentuk tabung, bunga muncul di malai terminal terbuka, cabang-cabang puber, kelopak mengecil, campanulate lebar, bergigi 5, gigi sekitar 1 mm. Mahkota bunga berwarna biru keunguan, tabung putih di dalamnya, puber di luar dan di dalam.
- Buah kapsul mengering cokelat kemerahan, dengan banyak biji, pipih bersayap, puncak sering kali dangkal, pangkal terpotong hingga subkorda.
- Biji dikelilingi oleh selaput tipis yang berfungsi sebagai sayap, kurang lebih mengelilingi badan biji.
Budidaya
- Perbanyakan tanaman dapat dilakukan melalui biji. Biji segar memiliki kapasitas perkecambahan 50-92% dan umumnya tidak diperlukan perlakuan awal benih. Suhu optimal untuk perkecambahan adalah 25 °C dan tingkat perkecambahan sedikit lebih tinggi di tempat terang dibandingkan di tempat gelap. Biji dapat bertahan setidaknya selama 12 bulan dalam penyimpanan kering
- Membutuhkan perawatan yang cukup besar selama dua tahun pertama, juga membutuhkan penyiangan, penyiraman secara teratur dan penanaman sampai tumbuh dengan baik.
- J. mimosifolia juga dapat diperbanyak melalui stek.
Kandungan Bahan Kimia
Triterpen, flavonoid, asetosida, kuinin, turunan fenilpropanoid, glikosida flavonol, isoquercitrin, asam lemak dan antosianin, tanin, saponin, steroid, glukosida feniletanoid, jacaranone.
Khasiat
Mengobati sifilis, disentri amuba, neuralgia, varises, hepatitis, diare, menyembuhkan luka dan infeksi kulit, jerawat, membersihkan darah.
Bagian Tanaman Yang Dimanfaatkan
Ramuan Tradisional

1. Menyembuhkan luka
- Ambil daun jakaranda secukupnya cuci hingga bersih.
- Rebus hingga mendidih.
- Biarkan hangat lalu siram pada luka.